Cara Usaha Kuliner Rumahan Wader Goreng. Peluang Usaha Wader Goreng, Peluang usaha makanan ringan pertama yang mungkin bisa Anda ikuti adalah dengan menjual makanan wader goreng. Makanan ringan yang satu ini cukup banyak digemari untuk semua kalangan, selain gurih juga mngendung gizi yang baik. Meski Kecil Dan Nampak Sepele, Wader
Usaha wader goreng dapat menghasilkan omzet belsan sampai puluhan juta per bulan. Bagi sebagian orang, usaha ini mungkin dianggap sepele: menggoreng wader (ikan air tawar ukuran kecil). Sebagai contoh, seorang warga bernama Supriyadi (47), warga Dusun Santan, Guwosari, Panjangan, Bantul dapat meraih omzet Rp 90 juta per bulan serta dapat memperkerjakan 12 orang karyawan.
Usaha Kuliner Wader Goreng |
Kini wader goreng Supriyadi telah populer sebagai salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta. Wader goreng yang krenyes-krenyes, menjadi daya tarik utama bagi konsumen.
Bagi Mak Ti, yang namanya rezeki memang tak akan lari ke mana-mana. Lihatlah, hasil usaha yang kini dia gendong. Meski berlokasi di “pedalaman” Blitar, Jawa Timur, nyatanya warung penjaja masakan pengusung sajian khas desa ini senantiasa ramai kedatangan pelanggan.
Mak Ti mengawali usaha warung makannya sejak tahun 2000 silam. Boleh dibilang, Warung Mak Ti mengubah pakem soal lokasi bisnis. Maklum, letaknya di pelosok Blitar. Tepatnya di Dusun Ngelaos, Gododeso, Kecamatan Kanigoro, Blitar, sekitar sekitar 10 kilometer arah selatan Kota Blitar.
Bangunan warung makan ini tergolong ala kadarnya. Bahkan, lantainya masih berupa tanah alias belum terjamah semen. Dinding warung juga masih berupa bilik anyaman bambu reyot. Meski sederhana, satu hal yang patut mendapat acungan jempol soal warung ini: kebersihan selalu terjaga.
Nyatanya, ketenaran Warung Mak Ti sampai ke mana-mana. Pembelinya berasal dari beragam status sosial. Mulai dari kelas yang bersepeda onthel alias rakyat jelata, hingga pejabat tinggi.
Salah satu pejabat yang pernah menyambangi warung Mak Ti adalah Boediono, Wakil Presiden RI saat ini. Maklum saja, Pak Boed memang lahir dan besar di Blitar. “Pak Boediono terakhir ke warung saya saat kampanye pemilihan presiden, April lalu,” beber Mak Ti, awal November lalu.
Menu ikan kali
Lantas, apa yang membuat warung nasi Mak Ti begitu tenar dan banyak dikunjungi orang? Mak Ti pun tak segan berbagi rahasia. “Saya menyajikan masakan khas desa,” kata perempuan paruh baya ini.
Semua jenis masakan desa lengkap ada di sini. Sebut saja sayur lodeh, pepes teri, pecak terong, dan aneka macam lauk pauk. Kebanyakan, sajian lauk olahan Mak Ti berupa olahan ikan sungai, seperti ikan gabus, lele, nila, dan wader. “Semua jenis ikan jendhil (ikan kali) saya sajikan,” kata Mak Ti.
Sebagai variasi tambahan, ada pula olahan bandeng, serta menu daging ayam. Tentu saja, sambal pedas penyengat lidah, plus nasi putih, menjadi pelengkap hidangan. Oh, iya, bagi yang suka masakan bersantan, di Warung Mak Ti juga ada.
Mau tahu rasanya? Cobalah mencomot wader goreng. Cocol dengan sambal pedas plus sejumput nasi. Masukkan ke dalam mulut dan rasakan efeknya. Boleh dibilang, gurih daging wader berpadu dengan panasnya sengatan sambal, menendang lidah. Mak nyos.., keringat bisa mengocor di atas jidat.
Soal harga, dijamin tak akan membuat jidat Anda mengerut. Dengan duit Rp 5.000, Anda sudah bisa makan sepuasnya. Silakan tambah nasi sesuka hati. Tambah nasi di sini gratis. “Kecuali nambah lauk, nanti baru dihitung,” kata Mak Ti.
Pendek kata, kepenatan dan keputusasaan mencari lokasi Warung Mak Ti terbayar lunas setelah menyantap aneka hidangan di sini.
Para pengunjung pun tak perlu berlama-lama menunggu pesanan datang. Maklum, Warung Mak Ti menyajikan ala prasmanan atawa self service.
Semua masakan diletakkan di atas meja besar di bagian belakang warung. Nasi berada dalam bakul bambu besar, sehingga pembeli gampang mengambilnya sesuka hati. Sementara, lauk-pauk bertumpuk dalam baskom besar.
Mak Ti berkata, resep rahasia olahannya terletak pada racikan bumbunya. Mak Ti mencampurkan bawang merah, bawang putih, cabai merah, laos, dengan tempe bosok, diulek hingga lumat. “Pada setiap masakan, saya lebih menonjolkan rasa laos, sehingga bisa lebih gurih,” terang Mak Ti.
Ibu tiga anak ini sengaja memisahkan tempat menaruh makanan, area bersantap, dan lokasi memasak. Tempat masakan matang terdapat di bagian belakang warung seluas kira-kira 6 meter x 5 meter. Ruang santap di bagian tengah seluas kira-kira 10 meter x 10 meter. Dapur berada di samping kiri warung seluas sekitar 20 meter x 10 meter.
Di dapur inilah, Mak Ti bersama beberapa pembantunya mengolah berbagai kudapan. Oh, ya, untuk mengelola warung ini, Mak Ti dibantu 15 pekerja. Sebagian sebagai juru masak, sebagian lain berperan sebagai pramusaji.
Mereka harus bekerja ekstrakeras lantaran pengunjung selalu ramai, terutama di pagi hari, jam makan siang, dan saat sore hari selepas jam kantor. Dalam sehari, pengunjung warung Mak Ti bisa ratusan orang.
Bahkan, akhir pekan, pengunjung bisa membeludak lebih dari 1.000. “Saya membagi pekerja dua shift, 10 orang dari jam 06.00–16.00, sedang lima orang pukul 16.00 sampai 23.00,” kata Mak Ti. Aktivitas kerja itu sekaligus menunjukkan jam buka warung Mak Ti.
Dalam sehari, Mak Ti mampu menghabiskan satu kuintal beras, dan lima kuintal ikan kali. “Ikan-ikan itu saya beli langsung dari pedagang di Karangkates setiap hari,” kata Mak Ti. Karangkates adalah nama sebuah bendungan di selatan Kabupaten Malang.
Saban hari, rata-rata Mak Ti mampu mendulang omzet hingga Rp 7 juta, atau sekitar Rp 210 juta per bulan. “Pada saat akhir pekan, omzet saya naik menjadi Rp 10 juta, bahkan bisa lebih,” ungkap Mak Ti.
Dari omzet sebanyak tadi, Mak Ti mengaku mengambil laba maksimal 20%. “Untungnya memang tidak terlalu banyak, karena saya lebih senang memberi kepada orang lain ketimbang berpikiran bisnis,” ucap Mak Ti. Toh, untuk ukuran di kampung, tetap saja perolehan keuntungan Mak Ti tergolong luar biasa.
Yang jelas, dari usaha yang dirintis sejak awal tahun 2000 lalu, kini Mak Ti hidup makmur. Bahkan, dia mampu membangunkan tiga rumah bagi ketiga anaknya.
Kendati kedainya sudah kondang ke mana-mana, Mak Ti belum berniat memperbaiki warungnya sudah nampak reyot dimakan usia. Ya, bisa jadi, dia menganggap warung sederhana ini justru membawa rezeki.
Setelah sukses di Blitar, apakah Mak Ti berniat membuka cabang? Soal ini, Mak Ti menjawab tegas, “Saya tidak akan membuka cabang di tempat lain,” ujarnya. Bahkan, dia pun tidak berencana membuka warung serupa untuk anak-anaknya. “Anak saya tidak akan bisa melanjutkan usaha seperti saya,” kilah Mak Ti.
Resep Cara Membuat Wader Goreng
Bahan utama:
- 2
bungkus ikan wader, buang isi perutnya
Bumbu halus:
- 5
siung bwg putih
- 3
sdm ketumbar
- 2 cm
kunir
- 1/2
sdt garam
- kaldu
bubuk secukupnya
Cara membuat:
1. Kucuri ikan wader
yang sudah dibersihkan dengan jeruk nipis, lalu diamkan selama 5-10 menit.
Setelah itu, bilas ikan wader dengan air.
2. Lumuri ikan wader
dengan bumbu halus, diamkan selama 10 menit.
3. Kalau sudah
dimarinasi, goreng ikan wader dalam minyak panas hingga matang kecokelatan.
Jika sudah, angkat dan tiriskan.
4. Ikan wader siap
disantap.
Tips memasak:
1. Kamu juga bisa
menambahkan sedikit tepung ke dalam ikan wader sebelum digoreng untuk menambah
tekstur.
2. Pastikan goreng
ikan wader sampai garing ke tulang-tulangnya. Gunakan api kecil untuk
menggorengnya agar tidak mudah gosong.
3. Sajikan ikan wader
goreng dengan sambal tomat dan lalapan.